Namun letupan-letupan tersebut nyatanya tidak membuat perekonomian Thailand benar-benar terpuruk. Pasca ketegangan mereda, perekonomian Negeri Gajah Putih selalu mampu bangkit dan menguat.
Misalnya pada April-Mei 2010, di mana terjadi demostrasi massal untuk menurunkan Abhisit Vejjajiva dari kursi perdana menteri. Kala itu, demonstrasi yang berujung pada kerusuhan menyebabkan puluhan orang kehilangan nyawa.
Pertumbuhan ekonomi Thailand pada 2010 justru meroket dan mencapai 7,8 persen, terbaik dalam 15 tahun terakhir. Indeks saham naik 40,6 persen, ekspor melonjak hampir 30 persen, dan investasi meningkat 14 persen.
Wisatawan pun kembali mengisi kota dan pantai-pantai, dengan pertumbuhan 12 persen. Apa yang membuat kinerja ekonomi Thailand tetap kinclong meski kerap dilanda kisruh politik?
“Sebagian besar investasi tidak berada di Bangkok, sehingga dampak dari gelombang protes tidak terlalu terasa. Thailand tetap akan menjadi tujuan investasi yang menarik dalam jangka panjang,” kata Teeranan Srihong, Presiden Kasikornbak Pcl, salah satu lembaga keuangan besar di Thailand seperti dilansir kantor berita Reuters.
Selain itu, Thailand juga memainkan peran penting dalam rantai pasokan global terutama di bidang otomotif. Keunggulan ini membuat Thailand tetap dilirik para investor.Next
(hds/DES)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
