MS Hidayat: Kita Impor 70 Juta Ponsel/Tahun, Sebagian Merek Samsung

Jakarta -Keputusan Samsung membangun pabrik ponsel mereka di Vietnam menjadi pil pahit bagi pemerintah Indonesia. Pemerintah yang sejak awal merayu agar Samsung bersedia membangun pabrik di dalam negeri harus menerima kenyataan itu.

Produksi ponsel di pabrik Samsung di Vietnam menjadi ancaman besar bagi pasar Indonesia yang menggiurkan. Produk 'Samsung' made in Vietnam menyerbu pasar Indonesia yang sangat besar.


Dampaknya, upaya pemerintah untuk mengurangi atau memangkas impor ponsel menjadi makin berat. Padahal impor ponsel Samsung, tahun lalu ke Indonesia cukup besar dari total impor ponsel ke dalam negeri.


"Sebagai catatan, kita impor cellphone 70 juta unit tahun lalu sebagian merek Samsung," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada detikFinance, Jumat (30/5/2014).


Bahkan Hatta Rajasa, tahun lalu saat masih menjabat Menteri Koordinator Perekonomian sempat mengatakan, di 2012 impor ponsel-tablet jenis Galaxy merek Samsung yang diimpor ke Indonesia mencapai 1 juta unit per tahun, itu di luar tipe produk Samsung lainnya.


"Bayangkan kita sudah impor 1 juta unit ponsel pintar seperti Galaxy Phone. Yang selama ini impor itu dari Samsung itu 1 juta unit ponsel," kata Hatta waktu itu usai bertemu Vice Chairman Samsung di Lotte Hotel, Seoul, Korsel, tahun lalu.


Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) nilai impor telepon seluler (ponsel) Indonesia tahun 2012 sekitar US$ 2 miliar atau Rp 20 triliun. Dari jumlah itu, diperkirakan jumlah ponsel ilegal atau selundupan sekitar 30%.


Sedangkan nilai impor ponsel periode 2011 mencapai US$ 1,922 miliar setara 45.176.903 unit ponsel. Sedangkan tahun 2010 sebesar US$ 2,062 miliar setara dengan 43.049.038 unit ponsel, dan tahun 2009 sebesar US$ 1,619 miliar setara dengan 24.951.830 unit ponsel.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!