Pengusaha Minta Investasi Foxconn Tak Gagal Seperti BlackBerry dan Samsung

Jakarta -Pemerintah diminta melakukan langkah total untuk merealisasikan rencana investasi pabrikan komponen telepon seluler (ponsel) asal Taiwan, Foxconn. Hal ini agar tak mengulang kegagalan-kegagalan pemerintah menarik investor 'raksasa' IT dunia ke Indonesia.

Produsen BlackBerry (BB) beberapa tahun lalu lebih memilih meng-outsource produk mereka di Penang, Malaysia daripada di Indonesia. Selain itu, Samsung juga lebih memilih Vietnam sebagai basis produksi ponsel mereka di ASEAN.


Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perindustrian, Riset & Teknologi Bambang Sujagad mengatakan pihak Foxconn hingga saat ini masih berminat berinvestasi di Indonesia.


Namun kendala utama investasi Foxconn di Indonesia karena masalah lahan. Ia berharap pemerintah tidak mengulangi kegagalan seperti rencana produksi ponsel BlackBerry dan Samsung yang gagal.


"Jemput Foxconn dengan karpet merah. Pemerintah jangan hanya menunggu kedai kopi," kata Bambang kepada detikFinance, Jumat (30/05/2014).


Menurut Bambang, gagalnya pemerintah menjemput Samsung ke dalam negeri sangat merugikan. Jutaan lapangan kerja yang seharusnya tercipta di Indonesia justru Vietnam lah yang bisa menikmati. Belum lagi, soal arus impor ponsel yang tinggi di pasar domestik.


"Foxconn juga dapat membuka lapangan kerja cukup besar. Kita sudah kehilangan banyak kesempatan kerja karena Samsung memilih Vietnam sebagai basis produksi mereka," katanya.


Ia mengatakan pengusaha dalam negeri yang tergabung di dalam Kadin siap dilibatkan. Pemerintah juga diminta tidak ragu mendengarkan keinginan para investor dan mempermudah proses perizinan investasi.


"Kita (pengusaha) akan bantu dengan serikat pekerja akan menjamin iklim investasi di Indonesia berjalan kondusif. Permintaan dari investor yang besar apalagi strategis mestinya didengar oleh pemerintah dan dikumpulkan keluhannya. Termasuk beberapa insentif atau hal lain yang mereka inginkan," cetusnya.


Permintaan dunia usaha agar kegagalan investasi skala besar di bidang IT tak terulang bukan hal baru.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!