Visi Misi Jokowi dan Prabowo Soal Perumahan Dianggap Masih Dangkal

Jakarta -Indonesia Property Watch (IPW) menilai program perumahan yang dirancang oleh kedua pasangan capres-cawapres, Jokowi-JK dan Prabowo Hatta masih dangkal. Masing-masing calon belum punya langkah detil terkait program perumahan rakyat.

"Tidak ada program yang khusus membahas sektor perumahan karena sampai saat ini masalah perumahan masih digabungkan dengan sektor lainnya. Semua capres-cawapres membeberkan visi misi yang masih melangit dan belum membumi," kata Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda dalam situs resminya, Minggu (1/6/2014)


Ali mengakui para pasangan Capres-Cawapres memang sudah menyampaikan visi misinya soal sektor perumahan yang merupakan salah satu dari sektor yang termasuk dalam kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan, papan (perumahan). Ia menuturkan sektor perumahan seharusnya dapat menjadi prioritas dalam pencanangan program kerja pasangan capres-cawapres.


"Saat ini permasalahan perumahan sudah sangat kompleks dan pemerintah tidak dapat mengendalikan harga tanah. Naiknya harga tanah yang tidak terkendali menjadi penyebab angka backlog perumahan semakin besar," katanya.


Ia mengatakan minimnya informasi dan kompetensi pasangan capres-cawapres yang ada untuk menangani perumahan dikhawatirkan menjadikan sektor perumahan kembali menjadi anak tiri seperti yang terjadi pada dua kali periode SBY.


"Pasangan Jokowi-JK seharusnya dapat memberikan nilai lebih dengan program kampung deret dan rusunawanya yang telah diimpementasikan Jokowi di DKI Jakarta. Sedangkan pasangan Prabowo-Hatta sampai saat ini belum terlihat mengarah ke program perumahan," katanya.


Berdasarkan dokumen visi dan misi pasangan Prabowo-Hatta, mereka berjanji akan mempercepat penyediaan perumahan bagi 15 juta rakyat melalui stok tanah pemerintah, pengembangan apartemen oleh BUMN dan swasta, pembangunan 2.000 tower rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah berkapasitas 500 unit per tower yang bisa dibeli dengan cicilan 20 tahun berbunga 5% per tahun, dan pembangunan apartemen bagi kelas menengah dengan bunga maksimal 5% per tahun.


"Prabowo-Hatta sempat melemparkan isu akan membangun 2.000 tower rusunami, namun tidak diikuti dengan bagaimana cara merealisasikan hal tersebut," katanya.


Ia juga menyoroti berdasarkan hasil pemilu legislatif belum lama ini, tidak terlihat tokoh properti yang masuk Senayan. Artinya sektor perumahan sangat kecil peluangnya untuk dibahas oleh tokoh-tokoh yang ada yang dipertanyakan kompetensinya di bidang perumahan.


"Perumahan jangan dipandang sebagai sebuah bisnis semata yang luput dari prioritas pasangan capres-cawapres," katanya.


(hen/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!