Merpati Butuh Rp 400 Miliar Untuk Bayar Gaji dan Refund Tiket

Jakarta -Sejak menghentikan operasi pada Februari 2014 ini, PT Merpati Nusantara Airlines membutuhan dana untuk restrukturisasi dan revitalisasi. Kebutuhan dana yang awalnya Rp 200 miliar, membengkak jadi Rp 400 miliar. Untuk apa saja?

Direktur Utama Merpati Capt. Asep Ekanugraha mengatakan, dana Rp 400 miliar itu untuk membayar gaji karyawan, mengembalikan tiket yang sudah dibayar penumpang (refund), dan biaya operasi penerbangan.


"Kami butuh dana setidaknya Rp 300 miliar-Rp 400 miliar, agar Merpati dapat kembali beroperasi menerbangi rute-rute yang saat ini kami ditinggalkan," kata Asep di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (30/5/2014).


Seperti diketahui, sejak Februari 2014 Merpati menghentikan sementara operasinya karena kesulitan keuangan dan menjalani program penyelamatan.


Pengajuan dana tambahan tersebut sudah disampaikan kepada Kementerian Keuangan setelah mendapat persetujuan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham.


"Business plan pengembangan Merpati yang sudah disetujui dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sudah ada di Kementerian Keuangan. Tinggal menunggu pencairan," ujarnya.


Namun, Asep tidak bisa memastikan kapan dana revitalisasi dan restrukturisasi bisa dicairkan.


"Kami berharap pemegang saham dapat mencairkannya lebih cepat agar segera dapat digunakan sesuai dengan rencana bisnis yang ditetapkan," ujarnya.


Dana restrukturisasi dan revitalisasi tersebut diperoleh dari penjualan anak usaha Merpati yakni Merpati Maintenance Facility dan Merpati Training Center. Pencairan dana tersebut dibantu oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero).


(feb/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!