Tekan Impor BBM, Kubu Jokowi dan Prabowo Kompak Pilih Energi Alternatif

Jakarta -Kedua kubu calon presiden baik Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto sepakat menggunakan energi alternatif sebagai bahan bakar utama, untuk menekan impor bahan bakar minyak (BBM).

Kubu Jokowi punya rencana program kerja konversi BBM ke bahan bakar gas (BBG), terutama di sektor transportasi dan pembangkit listrik.


"Dari 2,3 juta barel produksi migas kita itu didominasi gas. Produksi gas yang cukup besar ini rahmat dari Allah SWT. Makanya harga gas lebih rendah 30-40% dibandingkan minyak. Menurunkan subidi dan menekan impor BBM kita dengan cara melakukan konversi dari minyak ke gas untuk tranportasi dan pembangkit listrik," kata tim sukses pasangan Jokowi dan JK, Darmawan Prasojo di diskusi 'Polemik: Masalah Energi Nasional', di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (31/05/2014).


Selain penggunaan gas, kubu Jokowi juga akan memperbesar kapasitas konsumsi energi berbahan dasar sawit atau Crude Palm oil (CPO). Penggunaan CPO diyakini efektif menekan impor solar.


"Produksi CPO kita per tahun 29 juta ton, yang dipakai di dalam negeri hanya 7 juta ton, 22 juta ton CPO kita ekspor. Nah kita gantikan impor solar dengan penguatan bahan bakar domestik CPO. Kalau kita impor solar cukup mahal Rp 10.500/liter," imbuhnya.


Sama dengan kubu Jokowi, tim sukses Prabowo-Hatta, Dradjad Wibowo juga mengatakan hal yang sama. Dradjad mengatakan porsi penggunaan energi alternatif seperti biodiesel dan biomassa ke depan jauh lebih tinggi dibandingkan saat ini.


"Kita juga sadari Indonesia mempunyai energi biomassa dan sumber energi lain yang jumlahnya cukup besar. Kita berikan prioritas kepada bahan bakar nabati dan terbaharukan serta penggunaan biodiesel yang digunakan secara betahap. Sektor rumah tangga juga bisa menggunakan biomassa dengan bahan bakar pelet dan bebas asap," cetusnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!