Macet Jakarta Bikin Konsumsi BBM Boros, Ini Penjelasannya

Jakarta -Pola berkendara yang kurang tepat dan kondisi lalu lintas ibu kota yang kian semerawut membuat konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) kian boros. Tak heran jumlah subsidi BBM meningkat lebih dari Rp 200 triliun.

Praktisi Eco Driving dari Parma Consultan Heru Sugiarto menjelaskan, situasi kemacetan ibu kota menyebabkan konsumsi bahan bakar lebih boros, lantaran kendaraan hanya dapat melaju pada posisi persneling rendah.


Untuk jarak 100 km, posisi persneling gigi 2 membutuhkan 7 liter, posisi gigi 3 membutuhkan 4,6 liter, posisi gigi 4 membutuhkan 3,8 liter, dan gigi lima membutuhkan 3,4 liter.


"Untuk jarak tempuh yang sama, posisi persneling pada gigi rendah akan mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros," kata Heru di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (31/5/2014).


Selain mengakibatkan konsumsi bahan bakar lebih boros, tingginya tingkat emisi yang dilepaskan kendaraan saat kemacetan juga mengakibatkan berbagai masalah lain seperti gangguan kesehatan dan meningkatnya konsentrasi karbondioksida di atmosfer.


Dampak lain terhadap lingkungan adalah tercemarnya udara oleh sulfur yang dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan. "Sulfur di udara mengakibatkan hujan asam, sulfur bersifat korosif atau merusak, dan sulfur berbahaya dan merugikan kinerja katalitrik converter," tuturnya.


Untuk itu, menurut Heru, perlu adanya upaya nyata dari para pengendara agar pemborosan ini tidak terus terjadi, dan dapat dikurangi dan dampak perusakan lingkungan dapat dicegah.


"Lebih bijak pakai kendaraan, kalau bisa kendaraan bermotor ditaruh di rumah kita, pakai angkutan umum yang jelas kalau itu secara ekonomis biaya tiap kilometernya lebih murah. Biaya bahan bakar juga lebih murah," imbuhnya.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!