Bos Chevron Ajak CT Rapat karena Investasi Proyek Laut Dalam Membengkak

Jakarta -Managing Director Chevron IndoAsia Charles (Chuck) A Taylor malam ini mendatangi kantor Menko Perekonomian. Salah satunya karena investasi US$ 12 miliar (Rp 120 triliun) di laut dalam di Selat Makasar belum disetujui pemerintah.

Vice President Stategic Business Support Chavron Yanto Sianipar mengatakan, Chevron sudah selesai mempresentasikan perkembangan terakhir proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Selat Makassar.


"Banyak yang kita persentasikan, terutama perihal FID (Final Investment Decision) yang harusnya selesai 2014 ini," ucapnya.


Salah satu hal yang mengganjal FID tersebut adalah permintaan Chevron untuk merevisi PoD (Plan of Development) yang belum disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).


"PoD-nya US$ 12 miliar, Pak Chairul (Menko Perekonomian) kan sudah ngomong," katanya.


Belum disetujuinya Pod IDD ini karena antara Chevron dan SKK Migas (dulu BP Migas) sudah menyepakati Pod IDD pada 2008 sebesar US$ 6,9 miliar. Terus molornya proyek tersebut membuat investasinya membengkak jadi US$ 12 miliar.


Seperti diketahui, malam ini petinggi Chevron meminta waktu untuk rapat dengan Menko Perekonomian Chairul Tanjung untuk membahas rencana mereka terkait pemanfaatan sumur gas laut lepas di Indonesia dengan investasi US$ 12 miliar.


Dana tersebut mencakup pengembangan dua hub lepas pantai untuk menampung gas dari 4 blok, yakni Ganal, Rapak, Selat Makassar, dan Muara Bakau. Lokasinya di laut tak jauh dari kilang LNG di Badak, Kalimantan Timur.


Awalnya proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2015. Namun pengeboran gas bawah laut keempat blok ini tercancam molor sampai 2018. Itu pun bila pemerintah memberikan dorongan yang diperlukan.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!