Baba Rafi telah melebarkan sayapnya hingga ke Malaysia, Filipina, Tiongkok, Brunei Darussalam, Singapura, dan Belanda.
Bisnis ini telah berhasil merangkul lebih dari 1.000 pewaralaba (franchisee) ini masih membuka peluang kemitraan dalam beberapa paket investasi dengan biaya investasi awal sebesar Rp 70-80 juta. Dengan investasi ini, konsep dagang yang ditawarkan adalah dalam bentuk gerai booth.
Ada juga pilihan investasi premium yang mengusung konsep resto dengan biaya investasi awal sebesar Rp 200-300 juta.
Dengan biaya investasi tersebut, peminat waralaba dapat memperoleh fasilitas berupa pemilihan lokasi, perekrutan dan pelatihan karyawan, satu unit outlet, standar operasional kerja (SOP), software keuangan dan pendampingan bisnis.
"Lokasi kita bantu carikan. Karyawan juga dari kita dan kita berikan pelatihan juga. Standar kerja akan kita sediakan termasuk tata cara operasional sampai penggajian karyawan," kata Staf Pengembangan Waralaba Kebab Baba Rafi, Agung Prasetyo saat ditemui detikFinance dalam sebuah ajang pameran waralaba di JCC akhir pekan lalu.
Produk kuliner yang ditawarkan dalam bisnis ini pun cukup bervariasi dan telah terbukti diminati para konsumen yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pengunjung pusat perbelanjaan.
Agung menceritakan, dari bisnis kemitraan yang telah dijalani pihaknya sejak tahun 2003 hingga saat ini, rata-rata mitra waralabanya berhasil memperoleh kembali modalnya kurang dari dua tahun.
Keuntungan bersih yang ditawarkan pun cukup menarik yakni berkisar Rp 3,9 juta per bulan untuk booth dan Rp 9,45 juta hingga 18 juta per bulan untuk Baba Rafi paket premium.
"Terbukti 1.200 outlet beroperasi dengan baik selama 11 tahun. Kalau yang booth paling lama 1,7 tahun, kalau yang premium (bentuk resto) itu 1,8 tahun. Udah terbukti itu, karena kita udah pengalaman, mitra kita juga udah banyak," ujar Agung.
(hen/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!