Pengusaha Ingin Prabowo atau Jokowi Bangun Pembangkit Listrik Nuklir

Jakarta -Tingginya kebutuhan listrik dan berkaca masih banyaknya daerah yang masih kekurangan pasokan listrik, membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menjadi salah satu jalan keluar.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengharapkan, presiden mendatang mau itu Prabowo Subianto atau Joko Widodo (Jokowi) harus bisa mengurus persoalan energi dengan baik, terutama terkait kebutuhan listrik khususnya untuk kalangan usaha.


"Energi itu harus tersedia 20% lebih besar dibangun lebih dari kebutuhan. Misalnya kebutuhan listrik 100 MW (megawatt), jadi yang harus dibangun pembangkit listriknya sebanyak 120 MW," kata Ade di Gedung Adhi Graha, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (30/6/2014).


Ade mengatakan, presiden nanti harus semakin melihat ke depan untuk mengatasi persoalan energi ini. Meski banyak yang menentang, menurutnya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir harus dimulai. Pasalnya, tenaga nuklir bisa menghasilkan listrik lebih besar dan lebih murah.


"Indonesia tak punya pilihan lain, nuklir, itu tak ada pilihan lain, tapi banyak yang menentang," katanya.


Dia beralasan, Vietnam, yang notabene perekonomiannya masih di bawah Indonesia, memiliki sejumlah PLTN. Pembangkit listrik di sana menurutnya tak lagi beroerientasi pada sumber energi konvensional seperti batu bara dan BBM.


"Mereka membangun enam pembangkit nuklir dan akan terus dibangun, ini akan mendorong Vietnam menjadi negara terkemuka 5 tahun ke depan, Indonesia akan tersalip dalam segala hal," tegasnya.


(zul/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!