Pertamina Prediksi Subsidi BBM Bengkak Sampai Rp 8 Triliun

Jakarta -Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) tidak lagi mengurangi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Akibatnya, penyaluran BBM subsidi bisa jebol hingga 1,5 juta kilo liter (KL) dari kuota yang ditetapkan yaitu 46 juta KL.

"Di APBN-Perubahan 2014 kan tidak boleh jatah BBM subsidi lebih dari 46 juta KL. Tapi kalau di-loss seperti ini, maka konsumsinya bisa lewat hingga 1,5 juta KL," kata Senior Vice President Marketing and Distribution Pertamina Suhartoko, kala ditemui di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Rabu (27/8/2014).


Suhartoko mengatakan, tanpa ada pengurangan penyaluran BBM bersubsidi, maka volume konsumsinya bisa mencapai 47,5 juta KL. Ini akan membuat subsidi BBM membengkak hingga Rp 8 triliun. Tahun ini, anggaran untuk subsidi BBM adalah Rp 246,5 triliun.


"Kalau dihitung-hitung dengan subsidi BBM per liternya Rp 5.000-6.000 dengan kelebihan 1,5 juta KL, anggaran subsidi harus nambah lagi Rp 7-8 triliun," ungkapnya.


Jika perintah kuota 46 juta KL tidak diubah, tambah Suhartoko, maka kelebihannya akan menjadi tanggungan Pertamina. Padahal, konsekuensinya akan panjang bila Pertamina sampai merugi.


"Kalau lebih tidak akan diganti pemerintah dan Pertamina tidak boleh melakukan itu karena akan menjadi kerugian Pertamina yang sama artinya merugikan negara. Direksi Pertamina bisa dipidana," tegasnya.


(rrd/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!