"Itu cuma bahasa politik, intinya ya harga BBM subsidi naik," ujar Anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (22/9/2014).
Meski begitu Ibrahim mengungkapkan, pihaknya mendukung penuh rencana pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Namun berharap, besaran kenaikan harga BBM tidak terlalu kecil.
"Kita dukung rencana itu, tapi naiknya jangan Rp 500 per liter nggak ngaruh banyak. Sekalian besar Rp 3.000 per liter," ungkapnya.
Ia menegaskan, pemerintah jangan selalu melihat kenaikan harga BBM subsidi hanya untuk memperbaiki postur anggaran. Namun, dengan kenaikan harga BBM pemerintah bisa membangun banyak infrastruktur di negeri ini.
"Kenapa kita minta kenaikan harga langsung tinggi, karena jangan selalu kenaikan itu untuk perbaiki postur anggaran saja (APBN). Tapi kalau naiknya Rp 1.000 per liter saja, itu penghematan anggaran mencapai Rp 48 triliun, dana sebanyak itu bisa buat banyak infrastruktur, terutama cadangan minyak di mana negara kita sebesar ini tidak punya cadangan BBM satu liter pun," tutupnya.
(rrd/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
