Rupiah Anjlok, Dolar Sedang 'Perkasa' di Dunia

Jakarta -Akhir pekan ini, dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama dunia. Ini merupakan indikasi bahwa perekonomian Negara Paman Sam telah kembali ke jalur pemulihan.

Dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (26/9/2014), di perdagangan valas pasar Tokyo (Jepang), euro diperdagangkan di US$ 1,27. Ini merupakan level terlemah dari mata uang Eropa ini sejak November 2012.


Terhadap yen, dolar AS juga menguat. Dolar AS diperdagangkan di 109 yen, naik dari sebelumnya 108,73 yen.


"Dolar masih berpeluang untuk mencapai 110 yen. Ini karena potensi pelepasan yen oleh para investor jangka pendek," kata Osamu Takashima, Chief FX Strategist Citigroup Global Markets Japan.


Penguatan dolar AS didukung oleh pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam. Dalam waktu dekat, kenaikan suku bunga di sana sepertinya akan jadi kenyataan.


David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menambahkan bahwa dalam 2-3 pekan terakhir dolar AS memang cenderung menguat terhadap mata uang utama dunia.


"Jadi bukan mata uang lainnya yang melemah, tapi dolar AS yang sedang bullish," katanya kepada detikFinance.


Terakhir, lanjut David, ada spekulasi bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada kuartal IV-2014. "Namun itu sepertinya hanya spekulasi para traders. Kemungkinan besar suku bunga akan naik tahun depan," tuturnya.


Selama masih belum ada kejelasan seputar kebijakan moneter di AS, tambah David, pasar keuangan global masih akan bergejolak. "Dolar AS masih akan dalam tren bullish," ujarnya.


(hds/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!