Bos Besar Total Bicara Soal Kontrak Blok Gas Mahakam yang Habis 2017

Jakarta -Kontrak perusahaan migas asal Prancis, Total E&P Indonesie dalam pengelolaan ladang gas bumi di Blok Mahakam Kalimantan Timur akan berakhir 2017. Total E&P siap menyerahkannya kembali ke pemerintah Indonesia.

"Blok Mahakam adalah milik negara, kontrak kami di Mahakam berakhir 2017. Kami memang operator yang mengelola Mahakam, kontrak selesai Mahakam diserahkan ke negara," ujar Total E&P President for Asia-Pasic Jean-Marie Guillermou, ditemui di Mercantile Athletic Club, Sudirman, Jakarta, Jumat (26/9/2014).


Guillermou mengatakan, sangat tidak baik bila setelah kontrak berakhir Total langsung meninggalkan blok tersebut begitu saja. Karena, produksi gas di Mahakam yang selama ini masih paling besar di Indonesia akan turun drastis.


"Nggak mungkin kita beri begitu saja terus ditinggalkan. Butuh waktu, ada masa transisi untuk menjaga agar produksi gas selama ini dapat dipertahankan," katanya.


Ia menegaskan, masa transisi yang ia maksud adalah, setelah kontrak berakhir 2017 nanti, ada perusahaan yang ditunjuk untuk bersama-sama dengan Total E&P untuk mengelola Blok Mahakam.


"Jadi dimulai Januari 2018 kita lanjutkan kewajiban bersama-sama mengelola Blok Mahakam. Intinya kami tidak kelola Mahakam lagi tidak masalah, kami tidak mengambil keuntungan di Mahakam, yang paling penting sekarang ini harus ada keputusan," tegasnya.


Produksi gas bumi Total E&P saat ini mencapai 1,7 barel kubik per hari dan kondesat 69 barel per hari.


"Kalau tidak ada masa transisi setelah 2017, produksi sebesar itu anjlok," tutup Guillermou.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!