Guru Besar UGM: Jokowi Bisa Naikkan Harga BBM Maksimal Rp 2.000/Liter

Jakarta -Rencana Pemerintahan Jokowi-JK menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendapat tanggapan para akademisi. Misalnya Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih, yang ikut angkat bicara.

Teman seangkatan Jokowi di SMP Negeri 1 Surakarta ini mengungkapkan, Jokowi-JK bisa menaikkan harga BBM subsidi hingga Rp 2.000/liter. Paling minimal, kenaikan Rp 1.500/liter masih bisa diterima masyarakat.


"Menurut saya maksimal kenaikan Rp 2.000/liter. Kalau Rp 1.500 mudah diterima, kalau lebih besar dampaknya besar pada masyarakat, dan inflasi naik," kata Sri ditemui di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (21/10/2014).


Bila Jokowi-JK mau menaikkan harga BBM subsidi hingga Rp 3.000/liter, Sri mengatakan, dampaknya terlalu besar untuk perekonomian Indonesia.


Lantas bagaimana bila Jokowi-JK mau menaikkan harga BBM subsidi November ini?


"Kalau naik Rp 1.000 atau Rp 1.500 masih bisa, tapi kalau Rp 3.000 mungkin dampaknya akan lebih besar. Hanya perlu ada pengamanan supaya dampaknya tidak terlalu besar pada masyarakat miskin. Jika kenaikannya lebih besar, maka pengamanannya lebih serius," katanya.


Ia mengatakan pengalihan subsidi dari BBM di masyarakat dibutuhkan, termasuk dengan menaikkan harga BBM. Apalagi menurut Sri, pemerintahan Jokowi banyak punya program sosial. Seperti Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja, Indonesia Sejahtera, yang butuh anggaran besar.


"Saya kira pengalihan subsidi ini lebih untuk membangun infrastruktur, untuk irigasi, bangun desa pinggiran, itu perlu dana. Menurut saya (subsidi BBM) dialihkan bertahap tapi tidak langsung," katanya.


(hen/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!