Ini 3 Skenario yang Bisa Dilakukan Jokowi Naikkan Harga BBM

Jakarta -Kabar pemerintahan Jokowi-JK akan menaikkan harga BBM subsidi pada November 2014 sudah santer disampaikan. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah soal besaran kenaikannya? Dilakukan bertahap atau sekaligus?

Direktur Megawati Institute Arif Budimanta mencoba memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Arif mengungkapkan ada 3 model atau skenario yang bisa dilakukan Jokowi-JK saat mengambil kebijakan menaikkan harga BBM subsidi.


"Ada tiga model kenaikan harga BBM, pertama bertahap perlahan untuk mengendalikan inflasi. Kedua model bertahap cepat, jadi kenaikannya langsung. Ketiga subsidi tetap, dipatok (per liter) subsidi sehingga ada polaritas," kata Arif di acara diskusi ekonomi di Wisma Intra Asia, Jakarta, Rabu (22/10/2014).


Arif memang tak merinci soal tiga skenario tersebut, namun setiap proses kenaikan harga BBM atau pengalihan subsidi punya implikasi terhadap pencegahan dampak pada inflasi mikro dan bertambahnya angka kemiskinan.


Ia juga mengatakan, kebijakan menaikkan harga BBM hanya salah satu strategi pemerintahan Jokowi-JK agar tetap memiliki ruang fiskal atau anggaran yang cukup di APBN khususnya 2015, agar bisa menjalankan program-programnya. Selain menaikkan harga BBM, Jokowi-JK juga akan akan meningkatkan penerimaan pajak dan non pajak, dan terakhir melakukan efisiensi terhadap belanja pemerintah.


"Apabila itu bisa dilakukan pada APBN 2015 maka ada pelebaran fiscal space Rp 50-200 triliun dengan berbagai macam skenario, yaitu dapat membantu alokasi dana 1 desa Rp 1 miliar," katanya.


Sebelumnya, Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sri Adiningsih mengatakan pemerintahan Jokowi-JK bisa menaikkan harga BBM subsidi hingga Rp 2.000/liter. Paling minimal, kenaikan Rp 1.500/liter masih bisa diterima masyarakat.


"Menurut saya maksimal kenaikan Rp 2.000/liter. Kalau Rp 1.500 mudah diterima, kalau lebih besar dampaknya besar pada masyarakat, dan inflasi naik," kata Sri kemarin.


Bila Jokowi-JK mau menaikkan harga BBM subsidi hingga Rp 3.000/liter, Sri mengatakan, dampaknya terlalu besar untuk perekonomian Indonesia.


"Kalau naik Rp 1.000 atau Rp 1.500 masih bisa, tapi kalau Rp 3.000 mungkin dampaknya akan lebih besar. Hanya perlu ada pengamanan supaya dampaknya tidak terlalu besar pada masyarakat miskin. Jika kenaikannya lebih besar, maka pengamanannya lebih serius," katanya.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!