RI Jadi Anggota Komunitas Internasional, Jokowi: Kepentingan Nasional Nomor Satu

Jakarta -Meski menjadi anggota di berbagai forum internasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan kepentingan nasional tetap menjadi prioritas utama. Jika ada kesepakatan yang merugikan, Indonesia harus berjuang.

Hal ini disampaikan Jokowi kala konferensi pers di pesawat kepresidenan, Minggu (16/11/2014). Jokowi baru saja selesai menghadiri pertemuan APEC, ASEAN Summit, dan G20.


"Itu kan bukan penentu, forum bukan penentu. Oleh sebab itu, yang kita sampaikan terutama negara-negara berkembang, harus diberikan peluang fleksibilitas," tegasnya.


Forum internasional, lanjut Jokowi, jangan sampai memaksakan kehendak. "Jangan harus dipaksa ikut konsensus tertentu. Bisa rugi kita," ujarnya.


Kebijakan atas sejumlah komoditas, tambah Jokowi, bisa saja merugikan Indonesia. Isu ini yang harus diperjuangkan.


"Beberapa komoditas harus kita masukan agar tak dirugikan, ini yang harus kita perjuangkan. Jangan sampai kita rugi mereka untung," tuturnya.


Indonesia, menurut Jokowi, harus punya sikap. Meskipun menjadi anggota komunitas internasional, kepentingan nasional tetap dipegang teguh.


"Kita harus kencang. Nggak bisa kita ikut pertemuan tapi dirugikan, ya nggak mau kita. Kepentingan nasional tetap nomor satu," jelasnya.


Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sempat mengatakan bahwa ada kerugian bagi Indonesia menjadi anggota G20. Pasalnya, banyak produk laut impor yang bebas bea masuk akibat perdagangan bebas yang dibuat bersama antara Indonesia dengan negara-negara G20.


"Tuna impor origin (asal) East Timor itu tarifnya 0%. Kita bangsa kaya dan bukan berkembang lagi, tetapi kita kehilangan 14% (bea masuk) dari nilai tuna dunia yaitu US$ 700 juta," ungkap Susi beberapa waktu lalu.


(hds/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!