Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan buku ini menceritakan bagaimana perusahaan yang berdiri selama setengah abad ini menjalankan bisnisnya sejak melalui empat pilar bisnis yaitu di bidang agroindustri, perdagangan dan distribusi, farmasi dan alat kesehatan, properti, dan energi.
"Ini catatan referensi perjalanan perenungan pemikiran inovasi dan kerja keras, harapan RNI. Saya hanya mengawal, memastikan bahwa semua proses implementasi itu bisa terwujud," tutur Ismed di acara Bedah Buku yang berjudul Transformasi RNI Terbang Tinggi di Kantor RNI, Jalan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Banyak pokok bahasan dari buku ini yang menceritakan khususnya saat dirinya diangkat sebagai Direktur Utama RNI oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan 3 tahun lalu. Kala itu, RNi mengalami rugi puluhan miliar, dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun, Ismed membalikkan keadaan hingga perusahaan yang inti bisnisnya sebagai produsen gula ini meraup untung ratusan miliar rupiah.
"Ketika saya masuk, RNI merugi Rp 63 miliar, Alhamdulillah saya masuk untung Rp 494 miliar. Itu tidak kami capai hanya dengan slogan atau retorika, tapi dengan kerja keras," tuturnya.
Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana Dahlan yang awalnya ragu mengangkat Ismed menjadi dirut hingga takjub saat tahu kinerja RNI kini membaik. Dalam kata pengatar dalam buku ini, Dahlan awalnya penuh pertimbangan dalam mengangkat Ismed yang juga sempat menjadi anak buahnya itu semasa muda.
"Ismed? Tokoh LSM itu? Orang pergerakan itu? Yang pernah jadi anak buah saya itu?" kata Dahlan dalam pengantarnya dalam buku ini.
"Tapi akan jadi dirut BUMN yang sangat besar? Tahu apa anak kecil tentang perusahaan, kecuali perusahaan koran?" cerita Dahlan di awal Ismed bakal diangkat jadi Dirut RNI itu.
Peluncuran buku setebal 350 halaman ini juga dihadiri Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Menteri Perindustrian Saleh Husin, jajaran direksi dan komisaris PT RNI, juga tamu undangan lainnya seperti pendiri Bosowa, Aksa Mahmud.
(zul/hen)
