Hal tersebut dikemukakan Muliaman D Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kala ditemui di Penang Bistro, Jakarta Selatan, Minggu (14/12/2014).
"Saya optimistis akan meningkat, tapi tentu memang perlu adal hal yang diperhatikan. Menurut saya, kalau kita bisa (ekonomi) tumbuh 5,5-5,8% maka IHSG akan punya banyak ruang untuk tumbuh," kata Muliaman.
Muliaman menambahkan, belanja pemerintah juga bisa mendorong penguatan IHSG. Pemerintah memiliki dana lebih dari Rp 100 triliun hasil penghematan anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika dana ini digunakan untuk hal-hal produktif, maka akan mendorong kinerja emiten di lantai bursa.
"Syukur-syukur penghematan anggaran bisa lebih cepat dieksekusi. Tekanan bisa lebih rendah," tutur Muliaman.
Jika poin-poin tersebut bisa diakselerasi dan dilakukan, Muliaman menyebutkan IHSG bisa tumbuh dalam kisaran 20% pada 2015. Relatif sama dengan pencapaian tahun ini.
"Tahun ini kan 20% Indeks naik. Tahun depan sama, kira-kira bisa seperti itu lah," sebutnya.
Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan penguatan IHSG tahun ini lebih baik dibandingkan sejumlah negara. Misalnya bursa saham Thailand yang menguat 16,8%, Singpura 4,95%, atau Jepang 6,63%.
Bahkan bursa saham di beberapa negara terkoreksi. Misalnya di Korea Selatan -4,46%, Malaysia -7,18%, atau Hong Kong -0,25%.
(zul/hds)
