"Saya sudah buktikan, saya bisa berjualan daging sapi Rp 70.000, nggak perlu Rp 90.000, nggak sampai Rp 100.000 (per kg)," kata Ismed di acara Bedah Buku Transformasi RNI di Kantor RNI, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Ismed mengaku sudah berkali-kali meminta kuota impor daging sapi kepada pemerintah namun tak pernah direspons. Padahal menurutnya, bila saja RNI diberikan izin impor, harga yang dijualnya bisa jauh di bawah Rp 90.000-95.000/kg.
"Kalau saja Ismed yang kecil ini, dikasih alokasi 350.000 ton, saya bikin daging sapi ini Rp 60.000," tegas Ismed di depan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel.
"Kalau Pak Rachmat Gobel hari ini memberikan 350.000 ton daging sapi, saya akan turunkan di bawah Rp 70.000. Sampai detik ini Pak Rachmat saya berteriak, tidak satu ton pun saya diberikan izin impor daging sapi," imbuhnya.
Menurut Ismed, dengan menjual daging sapi seharga di bawah Rp 70.000/kg, pihaknya sudah bisa meraup untung. Ismed mencontohkan, di Penang, Malaysia, daging sapi impor dari Australia atau atau sama sumbernya untuk daging ke Indonesia, bisa dijual Rp 48.000/kg.
"Di Penang yang diimpor sama dengan Indonesia itu Rp 48.000. Kemana puluhan ribu itu? rente, kartel," tutupnya.
(zul/hen)
