Biaya Kirim Keramik ke Sulawesi Rp 15 Juta, ke Malaysia Rp 3 Juta

Jakarta -Pengusaha keramik di Indonesia mengeluh soal mudahnya keramik impor masuk ke Indonesia. Akibatnya, industri keramik di Indonesia kelebihan pasokan, dan sulit bersaing.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia Elisa Sinaga mengatakan, saat ini kebutuhan keramik di Indonesia 500 juta meter kubik per tahun. Sebanyak 15% dari total kebutuhan tersebut didapat dari impor.


Impor paling banyak adalah dari Tiongkok dan Vietnam. Elisa juga khawatir, pemberlakuan pasar bebas ASEAN 2015 membuat keramik impor yang masuk jadi makin banyak.


"Impor itu dari China nomor satu. Nomor dua dari Vietnam. Begitu masyarakat ekonomi Asia, bahwa negara tetangga kita bisa menjadi agen penjualan keramik dari negara lain, Spanyol, Turki, dan negara lain," tuturnya.


Elisa meminta pemerintah membatasi masuknya impor keramik, dengan menerapkan standardisasi penggunaan keramik di Indonesia. Selain itu, dia juga minta ada pengetatan masuknya barang-barang impor di pelabuhan-pelabuhan khusus.


"Katakan misalnya, impor bisa dikontrol dan diawasi, kita juga mengajukan ke pemerintah melalui dirjen, bagaimana beberapa pelabuhan itu tidak bisa dimasukkan secara langsung. Di mana kondisinya masih membutuhkan. Misalnya di Sulawesi, Sumatera mana," tuturnya.


Dalam kesempatan itu juga Elisa mengatakan, biaya logistik pengiriman keramik pun masih tinggi. Dia membandingkan mengirimkan satu kontainer keramik dari Jawa ke Sumatera jauh lebih mahal, dibanding mengirimkannya ke Malaysia.Next


(zul/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com