Indonesia Adalah 'Arab Saudi' Panas Bumi, Ini Buktinya

Jakarta -Arab Saudi terkenal dengan cadangan minyak yang sangat banyak. Tapi Indonesia bisa dibilang sebagai 'Arab Saudi' cadangan panas bumi (geothermal), karena 40% cadangan geothermal dunia ada di Indonesia.

"Ada panas bumi, pasti ada gunung berapi, panas bumi berasal dari magma yang ada di dalam perut bumi, terkena air hujan yang turun dan menghasilkan uap. Uap ini yang dipakai untuk menjalankan turbin dan menghasilkan listrik," ungkap Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy, Rony Gunawan, pada acara Workshop Geothermal, di kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (24/2/2015).


Rony mengatakan, cadangan panas bumi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Karena, posisi Indonesia yang berada dalam ring of fire atau jalur magma.


"Jalur magma ini melintasi Sumatera, Jawa, Sulawesi, Filipina, Jepang, Amerika, sampai Afrika Selatan. Tapi paling besar ada di Indonesia, dan paling banyak ada di Sumatera. Jalur magma ini mulai bergeser ke Sumatera Bagian Barat, tapi itu lama sekali prosesnya, sedikit saja lempengannya bergeser, hasilnya seperti yang terjadi di Aceh bencana tsunami," ujarnya.


Namun, kata Ronny, di balik ancaman mengerikan gempa bumi ini, ada manfaat besar yang bisa didapat, bila Indonesia bisa memanfaatkan panas bumi dengan maksimal.


"Di negara lain, panas bumi banyak dimanfaatkan sebagai spa, buat budidaya jamur, membantu produksi kertas, dan banyak lagi. Itu karena uap panasnya masih di bawah 70 derajat, di Indonesia kita dianugerahi panas bumi yang banyak panasnya di atas 250 derajat celcius, sehingga bisa dimanfaatkan produksi listrik," ungkapnya.


Apalagi, dengan panas bumi besar manfaatnya untuk dijadikan listrik. Karena dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk produksi listrik.


"Listrik yang dihasilkan jangka panjang bisa puluhan tahun, tidak bisa ditransfer, dan ramah lingkungan. Karena setiap proyek PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) wajib hukumnya melestarikan hutan atau alam, karena kalau hutannya rusak, tidak ada air hujan yang turun dan masuk ke dalam tanah, artinya tidak ada uap panas, proyek PLTP pasti mati," tutupnya.


(rrd/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com