CT menjelaskan, kala itu Menko Perekonomian Hatta Rajasa harus mempersiapkan diri sebagai calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto.
"Pak Hatta Rajasa harus mengundurkan diri jadi Menko. Pak SBY bilang ke saya, tolong kali ini diterima," kata pengusaha nasional yang merupakan pemilik CT Corp tersebut dalam acara d'Preneur di Menara Bank Mega, Jalan Kapten Tandean, Jakarta Selatan, Rabu (4/2/2015).
CT memang tidak punya banyak waktu untuk berpikir dan mengambil keputusan. Sehingga muncullah tiga alasan utama yang mengharuskan CT menjabat sebagai Menteri.
Pertama, waktu yang tersisa hanya lima bulan. Situasi ini, menurutnya, tidak akan menganggu bisnisnya yang tengah berjalan.
Kedua adalah kondisi ekonomi tidak begitu baik. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk melakukan tappering off akan berdampak besar terhadap ekonomi domestik Indonesia.
"Jadi waktu itu ekonomi kita tidak begitu baik. Kita masuk dalam spiral down economic," katanya.
Ketiga adalah situasi politik menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) yang membutuhkan pemerintahan yang stabil. "Ada politik yang luar biasa," tegas CT.
Lima bulan menjabat Menko Perekonomian, CT berhasil mengeluarkan berbagai kebijakan. Padahal sebelumnya disebutkan bahwa tidak ada lagi kebijakan yang diterbitkan.
"Begitu banyak kebijakan, 5 sampai 7 dalam 1 hari. Alhamdulillah sebagai Menko saya dipercaya, dan berjalan sangat efektif. Termasuk untuk mengkoordinir menteri ekonomi," paparnya.
(mkl/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com