"Ini kan program kira-kira nilainya Rp 500 triliun. Jadi harus kita tiap minggu lihat step-nya," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Menurut JK, minat investor untuk berpartisipasi dalam proyek 35.000 MW ternyata cukup tinggi. Investor tersebut datang dari berbagai negara.
"Macam-macam. Mulai dari Jepang, China, Eropa," ungkapnya.
Pemerintah, lanjut JK, berharap investor-investor asing bisa bermitra dengan perusahaan dalam negeri. "Tentu umumnya itu join antara lokal dan luar dalam masalah pendanaan," ujarnya.
JK menilai, proyek pembangkit listrik 35.000 MW bukanlah sesuatu yang mustahil.
"Kita utamakan perluasan dan mulut tambang. Kita geothermal itu dulu didahulukan karena itu lebih mudah, tidak perlu ada izin baru lahan dan sebagainya. Tidak perlu ada Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), tinggal amdal tambahan saja. Itu saja sudah mencapai hampir 20.000 MW, jadi kita bisa capai," jelasnya.
Pengembangan geothermal, demikian JK, akan mengadaptasi teknologi di berbagai negara. "Teknologi hampir sama semua. Dari Amerika iya, dari New Zealand iya, dari Jepang iya, hampir sama semua," sebutnya.
(hds/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com