Meski Mahal, Kepiting 'Lunak' Soka Asal Kaltim Laris di Tiongkok

Jakarta -Permintaan konsumen di negara-negara Asia Timur seperti Tiongkok terhadap produk perikanan Indonesia cukup tinggi antara lain kepiting bakau atau soka yang memiliki ciri khas bercangkang lunak. Peminat hewan endemik asal Tarakan, Kalimantan Timur (Kaltim) dan Sulawesi Selatan ini cukup besar terutama dari Tiongkok.

"Permintaan ekspor kepiting soka cukup lumayan besar ke Tiongkok," ungkap Kepala Bagian Humas Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Hari Maryadi saat ditemui di Gedung Mina Bahari II, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (3/02/2015).


Hari menuturkan kepiting soka berbeda dengan jenis kepiting lain yang ada di Indonesia. Kepiting ini kerap disebut kepiting cangkang lunak karena proses alami berupa mutan atau pergantian cangkang kulit yang sangat cepat.


"Kepiting soka merupakan salah satu produk perikanan yang memiliki cangkang yang lunak. Hewan ini digemari karena menyantap kepiting tak perlu lagi bekerja keras memecahkan cangkang dan mengorek-ngorek daging di dalam cangkang," paparnya.


Untuk harga kepiting soka juga jauh lebih mahal dibandingkan kepiting jenis lain. Harga kepiting soka di pasar dalam negeri sebesar Rp 90.000-100.000/kg.


"Karena lunak jadi kepiting soka ini bisa dimakan seluruhnya dan mahal juga harganya," sebutnya.


Harga yang cukup mahal dan permintaan pasar ekspor yang cukup tinggi, budidaya kepiting soka mulai merata hampir di seluruh Indonesia. "Soka sudah banyak dikembangkan budidaya terutama di Jawa Timur," tandasnya.


(wij/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com