Gobel mengatakan dalam APBN Perubahan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendapatkan anggaran tambahan sebesar Rp 795 miliar, anggaran tersebut akan dialokasikan untuk merevitalisasi 100 unit pasar rakyat di seluruh Indonesia.
"Dialokasikan untuk revitalisasi 100 pasar rakyat yang terdiri dari 50 tipe A dan 50 tipe B," tutur Gobel saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI, di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Selain itu, Kementerian Perdagangan juga mendapatkan tambahan anggaran yang bersumber dari dana alokasi khusus sebesar Rp 256 miliar, yang akan dialokasikan untuk merevitalisasi pasar di 135 kabupaten dan kota.
"Untuk revitalisasi pasar rakyat tipe C dan tipe D di 135 kabupaten dan kota," tambahnya.
Ia mengatakan, selain tambahan dana alokasi khusus tersebut, Kemendag juga mendapatkan tambahan anggaran dari dana alokasi khusus reguler sebesar Rp 819,9 miliar untuk revitalisasi pasar di 351 daerah provinsi, kabupaten atau kota.
"Dengan demikian, untuk sementara Kementerian Perdagangan merencanakan pembangunan atau revitalisasi pasar rakyat sejumlah 940 unit dan dari Kementerian Koperasi dan UMKM sejumlah 75 unit," tutupnya.
Mendengar penjelasan itu, Anggota Komisi VI DPR-RI Lili Asdjudiredja mengkritik soal realisasi program revitalisasi pasar beberapa tahun sebelumnya tak berjalan baik. Selain tak sesuai dengan spesifikasi, revitalisasi pasar juga menurutnya tidak merata di setiap daerah.
"Pasar tradisional itu hanya omong kosong. Boleh dilihat saya ke Irian Jaya, Pak Refrizal ke Sulawesi Selatan. Penduduk 200 ribu, buat pasar seperti stadion sepak bola, yang dipasang tiang-tiangnya aja. Jangan di Jabar 2 biji, di Sulsel 27, ini tidak betul," katanya.
"Ada permainan juga. pasar gubug di Cirebon itu 12 hektar terbesar se-Asia Tenggara belum pernah tersentuh Kemendag. Ini ngeri Pak. Kalau nggak nanti karena KPK ini kena pak. Ini mohon perhatian soal pengawasan," imbuhnya.
(zul/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com