Nasib Kontrak Tak Jelas, Serikat Pekerja Minyak AS Mogok Kerja

Dakota -Serikat pekerja di perusahaan minyak Amerika Serikat (AS) mogok kerja. The United Steelworkers meminta para pekerja di 9 kilang AS berhenti bekerja karena banyaknya kontrak kerja yang tidak jelas.

Beberapa dari kontrak kerja tersebut habis masa berlakunya tapi belum ada keputusan untuk diperpanjang. Kontrak-kontrak ini berasal dari puluhan fasilitas minyak di Negeri Paman Sam.


Negosiasi antara serikat pekerja dengan produsen minyak, seperti Shell dan ExxonMobil, berujung buntu. Para pekerja menolak tawaran yang diberikan perusahaan untuk kelima kalinya.


Masih belum jelas sampai kapan aksi mogok kerja ini akan berlangsung dan seberapa besar efeknya kepada industri energi AS. Memang sudah banyak raksasa migas yang mengurangi produksi dan investasi gara-gara anjloknya harga minyak dunia.


"Shell masih akan beroperasi secara normal menggunakan rencana cadangan. Negosiasi akan dilanjutkan secepatnya supaya para pegawai kemabli bekerja," ujar juru bicara Shell Ray Fisher seperti dikutip CNN, Selasa (3/2/2015).


Sementara ExxonMobil mengaku masih dalam proses negosiasi. "Kami masih menggelar negosiasi bersama serikat pekerja dengan itikad baik," kata juru bicara ExxonMobil Todd Spitler.


Supaya kembali bekerja, Serikat Pekerja meminta banyak syarat, mulai dari kenaikan gaji, cakupan asuransi yang lebih luas, mengurangi jumlah pekerja yang tidak tergabung dalam serikat, dan lain-lain.


"Masalahnya para perusahaan minyak itu terlalu rakus untuk bisa membuat perubahan positif di lingkungan kerja. Mereka lebih mementingkan produksi daripada kesehatan dan keselamatan pekerja," kata Wakil Ketua United Steelworkers, Tom Conway.


Sembilan kilang yang kena pemogokan kerja adalah lima fasilitas di Texas, dua di California, dan masing-masing di Kentucky dan Washington.


(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com