Pedagang: Bisnis Pakaian Bekas Impor Sudah Ada Sejak Zaman Pak Harto

Jakarta -Pedagang baju bekas di Pasar Senen mengaku bisnis pakaian bekas impor sudah ada sejak Era Presiden Soeharto atau periode Orde Baru di tahun 1980-an. Selama puluhan tahun, bisnis baju bekas mampu menciptakan lapangan kerja dan menjadi magnet pecinta fashion yang berkantong pas-pasan.

Dari pusat distribusi baju bekas di Pasar Senen, pakaian-pakaian impor dari Jepang dan Korea Selatan kemudian disebar ke seluruh Provinsi di Indonesia.


"Sejak zaman Soeharto sudah ada. Bisnis pakaian bekas pada tahun 85 sudah ada," kata Pedagang Grosir Baju Bekas bernama Armada di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).


Selama puluhan tahun berjualan baju bekas, ia tidak pernah melihat adanya konsumen yang terkena penyakit dan virus setelah memakai pakaian bekas.


Dari sisi harga, produk pakaian bekas menurutnya sangat terjangkau. Meski dijual murah dan bukan produk baru, baju bekas impor memiliki kualitas lebih baik daripada produk lokal yang baru.


"Kemeja bekas kualitas bagus dijual Rp 20.000. Kualitas rendah dijual Rp 5.000. Jauh perbedaannya dengan kemeja lokal baru yang dijual paling murah Rp 50.000. Baju baru lokal, dicuci beberapa kali bentuknya kayak apa. Baju baru lokal kualitasnya rendah," jelasnya.


Armada tidak menampik produk pakaian bekas merupakan barang ilegal. Meski ilegal, pedagang hanya sebagai penerima produk dari para importir. Bila ingin menertibkan maka pemerintah harus menindak dahulu oknum-oknum yang puluhan tahun mengizinkan barang ilegal masuk.Next


(feb/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com