Redam Lonjakan Harga Beras, Pemerintah Gelontorkan Raskin 300.000 Ton

Jakarta -Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) telah memerintahkan Perum Bulog menggelontorkan 300.000 ton beras untuk masyarakat miskin (raskin), mulai besok. Sebelumnya, pendistribusian raskin sempat tertunda selama 3 bulan dari November-Desember-Januari.

Pemerintah optimistis pendistribusian raskin sebanyak 300.000 ton ke seluruh Indonesia akan meredam gejolak harga beras. Harga beras seperti di Jakarta ditargetkan bisa turun di bawah Rp 10.000/Kg.


"Insya Allah pasti (turun). Karena beras itu turun naik," ungkap Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) usat rapat koordinasi di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (23/2/2015)


Menurut JK persoalan meroketnya harga beras karena masalah distribusi, raskin tidak disalurkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Raskin yang yang seharusnya dikeluarkan 500.000 ton, namun yang baru digelontorkan pada akhir tahun lalu 140.000 ton.


"Ini hanya masalah supply saja," sebutnya.


Sebelumnya, pemerintahan Presiden Jokowi sempat berencana mengubah pembagian raskin dari beras secara fisik menjadi subsidi tunai atau e-money agar tepat sasaran. Selama ini raskin selain sebagai instrumen subsidi pangan, juga sebagai sarana stabilisasi harga beras di dalam negeri.


Pada kesempatan yang sama, Menko Perekonomian Sofyan Djalil belum menghitung nilai penurunan harga di pasar pasca penggelontoran raskin sebanyak 300.000 ton. Namun ketika kebutuhan terpenuhi, maka harga beras di pasar kembali turun.


"Targetnya supply dulu, lihat perkembangan," ungkap Sofyan.


Sofyan menambahkan kenaikan harga beras yang terjadi signifikan paling besar di Jakarta dan sekitarnya. Sementara di daerah lain, bahkan ada yang tercatat turun.


"Dari laporan BPS yang naik hanya di beberapa tempat saja. Seperti Jakarta. Banyak daerah bahkan ada yang malah turun," tukasnya.


(mkl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com