Subsidi BBM Banyak Maksiatnya, Susi: Diselewengkan 30%, yang Dapat Maling Ikan

Jakarta -Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menetapkan jatah Solar bersubsidi bagi nelayan pada 2015 ini sebanyak 900.000 kiloliter (kl). Jumlah ini turun dibandingkan 2014 lalu yaitu 2,1 juta kl.

Saat terakhir bertemu nelayan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menegaskan penyaluran Solar bersubsidi rawan terjadi penyelundupan.


"Subsidi ini banyak maksiatnya. Dari 2,1 juta kl alokasi, yang didapat nelayan berapa dan diperjualbelikan di tengah laut berapa? Uang itu Rp 11 triliun lebih baik dibagikan tunai. Yang diselewengkan 30%, maling ikan yang dapat," tegas Susi saat ditemui di Gedung Mina Bahari I, Jakarta, Senin (2/02/2015).


Daripada disalurkan kepada yang tidak berhak, Susi akan mengalokasikan dana Solar bersubsidi untuk kepentingan lain. Misalnya bantuan alat-alat tangkap bagi nelayan yang membutuhkan.


"Lebih baik diganti alat tangkap nelayan kecil. Kemudian diganti kapal nelayan dari 5 GT menjadi 10 GT, 20 GT, 30 GT, program budidaya, agar-agar. Uangnya diminta membangun daripada 'dibakar' dan dimanipulasi atas nama Solar subsidi karena tahu banyak maksiatnya," papar Susi.


Menurut catatan Susi, banyak kapal asing yang mendapatkan Solar bersubsidi dari Indonesia. Mereka mendapatkannya dari nelayan setempat yang menjualnya di tengah laut.


"Mereka solarnya dari kita. Bukan dari Thailand, Tiongkok, dan Vietnam karena tidak ada SPBU di tengah laut," jelasnya.


(wij/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com