Kementerian Pertanian akan terus mengupayakan agar impor kedelai tak makin membesar. Walaupun tahun lalu produksi kedelai lokal hanya 800.000 ton, ada kurang lebih 1,5 juta kedelai impor.
Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Maman Suherman menjelaskan ada beberapa langkah yang harus dilakukan pemerintah. Salah satunya ialah dengan mengoptimalkan lahan yang telah ada, selagi menunggu pembukaan lahan baru untuk kedelai.
"Pemerintah berupaya menambah lahan 500.000 hektar, itu lama. Tapi kita bisa optimalkan lahan yang ada, kita perbaiki budidayanya cara petani menanam. Supaya produktivitas ini rata-rata tidak 1,5 ton tapi bisa 2 ton/hektar," kata Maman saat ditemui di Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Jalan Pasar Minggu, Rabu (6/3/2013).
Dikatakan Maman, untuk mengoptimalkan lahan dan para petani kedelai tersebut, pemerintah harus memberikan penyuluhan dan pendampingan bagi para petani. "Dari 71 jenis (kedelai) ini bagaimana memperbanyak penyediaan produksinya, itu kita sedang programkan," jelasnya.
Kenyataanya saat ini gairah petani untuk menanam kedelai terbilang rendah, karena harganya yang relatif murah. Sehingga harus ada kepastian dari pemerintah untuk menjamin harga dari petani ini, yakni dengan Harga Patokan Petani (HPP).
"Lalu di hilirnya ada jaminan pasar bagi petani dan jaminan harganya, syukur-syukur bisa kompetitif dengan harga jagung," katanya.
Selain itu, kementerian teknis yaitu kementerian perdagangan harus berani secara tegas mengatur impor dari produk ini. "Lalu pengaturan impornya, bea masuk dan lain lain," katanya. "Kalau dari hulu sampai hilir kita bisa ditangani saya optimistis swasembada 2014 bisa tercapai," pungkasnya.
Kementan menargetkan produksi kedelai dalam negeri tahun ini bisa mencapai 1,5 juta ton, sedangkan tahun 2014 nanti bisa mencapai 2,7 juta ton.
(zul/hen)
