Jika WTO Dipimpin Dr. Mari Elka Pangestu

Berlin - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Dr. Mari Elka Pangestu saat ini sedang melakukan lawatan ke berbagai negara sebagai kandidat Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO). Begini jika WTO kelak dipimpin Dr. Mari.

WTO akan tetap menjadi pengawas perdagangan global apabila Dirjen dan jajarannya dapat melayani seluruh anggota secara adil, baik negara besar maupun kecil, dengan berpedoman pada aturan WTO yang mudah dimengerti, efektif, dan tidak birokratis.


Demikian Dr. Mari Elka Pangestu saat menyampaikan visi dan misinya sebagai kandidat Dirjen WTO di hadapan para pemangku kepentingan Jerman, termasuk Kementerian Luar Negeri, Kementerian Ekonomi dan Teknologi dan para wartawan baru-baru ini.


"Dirjen WTO harus bisa menjadi pembangun konsensus, sehingga tercapai kemajuan dalam negosiasi," ujar Mari, sebagaimana disampaikan Sekretaris II Pensosbud KBRI Berlin Purno Widodo kepada detikfinance, Kamis (14/3/2013).


Dalam pandangan Mari, manfaat perdagangan global tidak semata-mata dilihat dari nilai Gross Domestic Product/GDP (Produk Domestik Bruto), namun harus dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.


WTO harus dapat memberikan manfaat, terutama bagi negara berkembang serta meningkatkan kapabilitas usaha kecil dan menengah, terang Mari, yang meraih gelar doktornya dari University of California, dengan spesialisasi ekonomi makro, perdagangan internasional dan keuangan.


Terkait hal ini, Mari mendukung kebijakan aid for trade (bantuan untuk perdagangan, red) sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas bagi negara berkembang agar siap berintegrasi penuh ke dalam sistem perdagangan global.


Mengenai banyaknya pesimisme terhadap perundingan putaran Doha, Mari lebih memilih bersikap optimis dan berpendapat bahwa perundingan harus diteruskan meskipun banyak mengalami hambatan.


"Doha telah memberikan pelajaran berharga tentang isu-isu apa saja yang perlu dijadikan prioritas ke depan. Tujuan yang pernah digariskan di Doha akan tetap relevan untuk ditindaklanjuti, terutama dalam Pertemuan Tingkat Menteri WTO di Bali pada Desember 2013 ini, jelas Mari.


Menurut Mari, perdagangan internasional selama ini telah berperan sebagai motor pembangunan. WTO memiliki peranan sentral dalam meningkatkan perdagangan global dengan mengurangi berbagai hambatan perdagangan melalui seperangkat peraturan yang harus dipatuhi negara anggotanya.


"Tanpa keberadaan WTO, maka perdagangan internasional sampai hari ini masih akan diwarnai oleh proteksionisme dan hambatan tarif tinggi di berbagai sektor," tegas Mari.


Berdasarkan pengalamannya bertahun-tahun selama mengikuti perundingan WTO, Mari mengamati adanya beberapa tantangan terhadap sistem perdagangan global, misalnya munculnya negara- negara kekuatan ekonomi baru dengan perekonomian relatif lebih baik dibandingkan dengan negara-negara belum berkembang.


Mari menilai hal itu dapat menimbulkan risiko terhadap perdagangan global seperti proteksionisme, efek domino apabila terjadi krisis finansial, dan persaingan geo-politik.


Selain itu semakin meluasnya perjanjian perdagangan bilateral dikhawatirkan juga dapat menggeser peranan WTO dan menciptakan aturan-aturan perdagangan baru pada tingkat regional.


"Terlebih lagi dengan semakin besarnya peranan sektor jasa dan perdagangan jasa, yang memerlukan harmonisasi kebijakan perdagangan dan aturan-aturan terkait dalam kerangka WTO," pungkas Mari.


Visi dan misi Dr. Mari disampaikan pada breakfast meeting di Konrad Adenauer Stiftung (KAS), Berlin (7/3/2013), yang juga dihadiri Dubes RI Dr. Eddy Pratomo selaku co-host. Acara ini merupakan kerjasama antara KBRI Berlin dengan KAS, salah satu lembaga think tank terkemuka Jerman.


Dalam pencalonannya menuju kursi eksekutif tertinggi di WTO itu, Dr. Mari harus bersaing dengan 8 kandidat lainnya dari Ghana, Costa Rica, Selandia Baru, Kenya, Jordania, Meksiko, Korea Selatan, dan Brasil.


Dewan Umum WTO dalam sidang pada 31/5/2013 akan menetapkan Direktur Jenderal baru untuk mengantikan Pascal Lamy, yang masa tugasnya akan berakhir pada 31/8/2013. Dirjen WTO yang baru akan memulai tugasnya secara resmi pada 1/9/2013.


(es/es)