BI Sarankan Kementerian Dahlan Iskan Merger Bisnis Syariah Bank BUMN

Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyarankan Kementerian BUMN yang dipimpin Dahlan Iskan untuk membuat satu bank syariah besar. Cara yang paling realistis adalah dengan melakukan merger atau bisnis syariah milik bank-bank BUMN.

Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah mengatakan, bisnis perbankan syariah bank-bank BUMN saat ini masih rendah tingkat efisiensinya. Ini terutama karena tingginya investasi dan biaya di sektor IT, serta tingginya investasi untuk membuka cabang.


"BUMN syariah, masih terpecah, biaya operasional tinggi karena pengeluaran untuk IT tinggi. Beliau (Deputi BUMN Bidang Jasa) paham betul tanpa penyatuan starategi, investasi IT akan mahal," tutur Halim pada acara diskusi Menanti Bank BUMN Syariah di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/5/2013).


Saat ini, BI dan Kementerian BUMN sedang merumuskan strategi tentang pembentukan dan penyatuan Bank BUMN Syariah. Harapannya, bank BUMN Syariah bisa berdiri sendiri dan terpisah dengan bank BUMN konvesional. Halim mengaku, ketika bank syariah berdiri sendiri, bank syariah pelat merah bisa memiliki nilai BUKU 3 atau modal di atas Rp 5 triliun. Hal ini akan membantu memperluas ekspansi dan penyaluran pembiayaan sektor syariah.


"Sesuai klasifikasi bank menurut modal inti, pada saat ini belum terdapat bank syariah yang masuk katagori BUKU 3 (modal di atas Rp 5 triliun)," tambahnya.


Di tempat yang sama, Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN Gatot Trihargo menjelaskan, saat ini di internal Kementerian BUMN sedang dibahas soal pembentukan bank BUMN khusus syariah. Model paling efektif adalah konsolidasi atau penggabungan dari 4 bank syariah milik perbankan pelat merah. Namun, opsi tersebut masih terganjal karena 4 bank BUMN sudah menjadi perusahaan terbuka yang terdaftar di pasar modal.


"Yang realistis itu konsolidasi," kata Gatot.


Secara desain atau rancangan perbankan, ke depan layanan perbankan syariah dan konvensional akan dipisahkan. Ketika bank Syariah BUMN berdiri sendiri menjadi sebuah bank, harapannya layanan IT dan kantor bisa saling terintegrasi sehingga dapat menurunkan beban biaya operasional dan bisnis menjadi efisien.


(feb/dnl)