Premium Jadi Rp 6.500 dan Solar Rp 5.500, Tapi Subsidi BBM 2014 Tetap Melonjak

Jakarta - Rencana pemerintah menaikkan harga bensin premium jadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter tak bisa menahan laju subsidi BBM di 2014 tetap naik dibandingkan tahun ini.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, subsidi energi (BBM dan listri) tahun depan akan tetap lebih besar dibandingkan tahun ini Rp 270 triliun.


Tingginya subsidi energi tahun depan adalah akibat konsumsi yang belum juga bisa dikendalikan. Jatah atau kuota BBM subsidi tahun depan dianggarkan 48 juta kiloliter (KL), meningkat dari tahun ini 46 juta KL.


"Masih lebih tinggi dari APBN 2013. Karena kan volumenya jadi 48 juta KL, Indonesia Crude Price (ICP) naik, rupiah melemah," ungkap Anny usai menghadiri pemaparan RAPBN 2014 di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/5/2013).


Namun Anny masih enggan menyebutkan nominal subsidi BBM yang ditetapkan tahun depan. Menurutnya, kenaikan nominal tidak terlalu signifikan.


Pemerintah sebelumnya juga telah memaparkan rencana pengajuan asumsi makro RAPBN 2014 di depan rapat paripurna DPR. Ini disampaikan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjabana.


Pertumbuhan ekonomi diajukan sebesar 6,4-6,9% dengan tiga faktor utama. Pertama adalah kinerja konsumsi domestik yang timbuh tinggi. Kedua laju pertumbuhan investasi dan perkembangan pasar yang membaik. Ketiga adalah membaiknya kinerja neraca perdagangan Indonesia.


Kemudian inflasi ditetapkan sebesar 4,5 ± 1% yang akan didukung oleh perbaikan distribusi barang di seluruh Indonesia sebagai pengaturan harga. Nilai tukar rupiah adalah Rp 9.600-9.800 per US$. Suku bunga 4,5%-5,5% akibat masih baiknya daya tarik instrumen negara.


"ICP dipatok US$ 100-115 per barel. Ini sebagai proyeksi minyak dunia yang tinggi. Lifting minyak 900 ribu-930 ribu barel per hari. Lifting gas 1,24 juta-1,31 juta barel setara minyak per hari," pungkasnya.


(dnl/dnl)