Harga Emas Mulai Pulih, Saatnya Beli?

Jakarta - Harga emas sudah anjlok cukup dalam beberapa bulan terakhir ini. Tapi dalam enam hari terakhir, harga logam mulai di pasar internasional sudah mulai membaik, naik 5,8%.

Kenaikan ini terjadi setelah harga emas anjlok dalam empat pekan berturut-turut. Apakah sekarang ini saat yang tepat untuk beli emas? Beberapa analis menilai ini bisa jadi momentum baru untuk penguatan emas.


"Harga emas sedang dalam proses mencari titik terendah," kata Jeff Nichols, managing director dari American Precious Metals Advisors dikutip dari CNN, Rabu (17/7/2013).


Sejak April lalu, investor global sudah berlomba-lomba melepas emas dan masuk ke bursa saham yang memberi kepastian hasil investasi lebih tinggi.


Harga emas memang sudah sangat jatuh jika dibandingkan rekor tertingginya di level US$ 1.900 per ounce pada 2011 silam. Saat ini harga emas dunia berada di kisaran US$ 1.284 per ounce, masih rendah 24% dari harga di awal tahun ini.


Jatuhnya harga emas ini terkait dengan kekhawatiran akan dicabutnya program stimulus di Amerika Serikat (AS) oleh bank sentral setempat, The Federal Reserve. Program stimulus ini yang membuat emas menjadi seksi di mata investor karena lindung nilainya bisa bertahan terhadap inflasi.


Investor sudah berlomba-lomba memburu emas sejak krisis 2008 karena percaya The Fed akan memperkuat nilai tukar dolar terhadap mata uang dunia dengan program stimulusnya sehingga membuat harga-harga terus naik, ujung-ujungnya harga emas juga naik terus.


Selain kekhawatiran dicabutnya stimulus, harga emas juga tertekan melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang, termasuk China dan India. Kedua negara ini merupakan pembeli emas paling rajin di dunia.


Meski demikian, beberapa investor veteran melihat anjloknya harga emas ini sebagai kesempatan dalam kesempitan. Investor jangka panjang merasa ingin mengkoleksi logam kuning ini sebanyak-banyaknya sambil menunggu harganya kembali pulih.


Nichols dari American Precious Metals Advisors yakin harga emas akan kembali mencetak rekor tertingginya dalam tiga sampai lima tahun ke depan. Maka dari itu ia meminta investor untuk bersabar.


"Masih belum jelas kapan emas akan balik arah menanjak lagi," ujarnya.


(ang/ang)