Pengalaman di West Madura, Pertamina Pede Kelola Blok Mahakam

Surabaya - PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mengklaim mampu meningkatkan produksi 70% lebih tinggi Blok West Madura Offshore. Hal ini lebih baik dibandingkan saat dikelola oleh Kodeco Energy .

Bermodal pengalaman tersebut, Pertamina yakin bisa mengelola Blok Mahakam yang kini masih dipegang Total E&P, yang masa kontraknya berakhir 2017.


Saat Blok West Madura Offshore (WMO) diserahkan pada Pertamina pada 7 Mei 2011, produksi Blok WMO tinggal 13.000 barel per hari kini produksi bisa ditingkatkan hingga 22.200 barel per hari.


"Karena itu kami berharap pemerintah tidak ragu menyerahkan Blok Mahakam pada Pertamina saat berakhirnya kontrak Total E&P tahun 2017. Kami siap mengelola Blok Mahakam lebih baik," kata Direktur Umum PT Pertamina Luhur Budi Djatmiko usai melakukan kunjungan di lokasi Blok WMO yang terletak 60 mil lepas Pantai Bangkalan, Minggu (28/7/2013).


Luhur menambahkan, sebelum ini Pertamina juga juga berhasil meningkatkan produksi Blok ONWJ. Karena itu, jika dipercaya mengelola Blok Mahakam, Pertamina juga yakin bisa meningkatkan produksi.


"Pengalaman mengelola Blok WMO dan ONWJ menjadi bukti keandalan Pertamina. Kami yakin di tangan Pertamina produksi Blok Mahakam bisa ditingkatkan," katanya.


Meski berharap segera ada kepastian mendapat kepercayaan dari pemerintah mengelola Blok Mahakam, namun Pertamina juga siap jika mendapat kepercayaan saat kontrak dengan Total E&P selesai di tahun 2017.


"Jika itu yang terjadi, produksi Blok Mahakam pasti sudah turun. Untuk menaikkan kembali produksi bukan pekerjaan yang mudah, tetapi kita punya pengalaman berhasil meningkatkan kembali produksi Blok WMO. Jadi secara teknis tidak ada masalah," katanya.


Senior Executive VP & General Manager PHE WMO Bambang H Kardono mengatakan, produksi Blok WMO masih akan terus ditingkatkan. Diharapkan pada akhir tahun produksinya bisa mencapai 28.000 barel per hari agar rata-rata produksi harian pada tahun 2013 bisa mencapai target SKK Migas sebesar 20.443 bpd.


Optimisme meningkatkan produksi dikemukakan Bambang Kardono setelah memastikan selesainya proses penyambungan pipa baru ke anjungan PHE - 54 dengan Poleng Processing Platform (PPP).


"Saat ini pipa baru itu sedang proses pengeringan. Prosesnya sekitar 3 hari. Setelah itu bisa dialiri minyak," katanya.


Ditambahkan pipa baru itu selain akan mengalirkan produksi minyak dari anjungan PHE -54 juga akan difungsikan untuk mengurangi beban pipa lama, khususnya dari anjungan PHE-38A dan PHE-38B.


"Nantinya, produksi dari PHE 38B akan melewati pipa baru, sementara dari 38A tetap menggunakan pipa lama. Tidak ada lagi sumbatan sehingga diharapkan produksi dari PHE 38A dan 38B diharapkan juga bisa meningkat," ujar Bambang Kardono.


Bambang menambahkan, peningkatan produksi dari angka 22.200 bph saat ini menjadi 28.000 bph Apada akhir tahun 2013 juga akan ditopang penambahan jumlah sumur produksi. Awalnya di tahun 2013, PHE WMO ditargetkan mengebor 21 sumur produksi, namun kini bertambah menjadi 24 sumur produksi.


“Target sumur eksploitasi di tahun 2013 ini bertambah dari 21 sumur menjadi 24. Saat ini sudah 15 sumur yang selesai kita bor. Semoga bisa mengejar target SKK Migas,” kata Bambang Kardono.


(fat/hen)