"Ya, rupiah sedang mencari keseimbangannya dan level yang sesuai dengan kondisi fundamental ekonomi," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi Johansyah kepada detikFinance, Senin (15/7/2013).
BI memandang pelemahan mata uang memang tengah terjadi di kawasan Asia. Depresiasi nilai tukar rupiah terutama dipengaruhi penyesuaian kepemilikan non-residen di aset keuangan domestik dipicu sentimen terkait pengurangan (tapering off) stimulus moneter oleh the Fed.
"BI hanya menjaga agar pergerakannya dalam menuju keseimbangannya itu berlangsung stabil," imbuh Difi.
Nilai tukar rupiah pagi ini dibuka di level Rp 9.992 per dolar AS dan terus melemah ke level tertingginya di Rp 10.063 per dolar AS. Hingga pukul 16.00 WIB penutupan bursa pasar, tercatat rupiah berada di level Rp 10.055 per dolar AS.
(dru/dnl)
