Energi Alternatif Dibahas di APEC, Rahmat Gobel: Jangan Lihat Sekadar Murah Saja

Nusa Dua - Energi yang bersumber dari fosil seperti minyak bumi, sudah harusnya ditinggalkan. Masyarakat di Indonesia dan dunia harus dapat beralih ke energi baru dan terbarukan. Ini pun menjadi pembahasan penting dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2013 di Bali.

Namun keharusan ini cukup berat untuk dilakukan, kenapa?


Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia METI Rachmat Gobel angkat bicara soal lamanya energi ini dikembangkan. Ia mengatakan masih adanya cara pikir yang salah dalam melihat energi terbarukan.


Pengembangan energi ini memang cukup mahal dibandingkan yang sudah ada. Akan tetapi jika dilihat secara jangka panjang, energi terbarukan sangat tepat.


"Jangan cuma lihat sekadar murah tapi dengan jangka pendek, kita nggak bisa cuma berpikir seperti itu. Coba dipikirkan bagaimana melihat sesuatu itu agak mahal tapi berdampak secara jangka panjang," ujarnya di Hotel Ayodya, Nusa Dua, Bali, Rabu (2/10/2013)


Ia menuturkan, sebuah proyek energi terbarukan merupakan investasi negara. Menurutnya tidak bijak, jika untuk kepetingan masyarakat secara luas, hanya diukur dari segi harga.


"Nggak bijak cuma melihat murahnya saja. Apalagi itu untuk investasi. Jadi nggak bijak itu apalagi terkait pembangunan ekonomi. Lihat added value dari investasi itu sendiri. Kalau cuma mahal murah itu selesai. Efisiensi dan produktivitas itu juga harus diperhatikan," jelasnya.Next