R80, 'Bayi Bungsu' B.J. Habibie

Jakarta - Setelah mendesain pesawat N250, Baharuddin Jusuf Habibie baru-baru ini kembali menarik perhatian publik dengan rancangan pesawat baru baling-balingnya. Pesawat ini dinamai Regio Prop 80 atau cukup disebut R80 saja.

Habibie mengatakan R80 adalah pengembangan dari N250 buatan Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang kini bernama PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Pesawat ini masih dalam fase pengembangan dan rencananya bisa mengudara pada 2016.


“R80 kayak N250, cuma 80 seater. Tentunya engine lebih modern, lebih kuat,” kata Habibie dalam wawancara bersama detikFinance, pada Selasa lalu.


Seperti N250, lanjut Habibie. R80 mengusung mesin turbo dengan baling-baling (turbo propeller). Mesin jenis ini dipercaya lebih efisien sehingga biaya operasional lebih murah dibandingkan jet. Namun kecepatan yang dihasilkan lebih lambat dibandingkan mesin jet.


Habibie mencontohkan simulasi perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dengan menggunakan R80. Dengan pesawat bermesin jet, perjalanan ditempuh dalam waktu 1,5 jam. “Saya butuh waktu dua jam, tapi harganya setengah. Jadi makin tinggi harga BBM, makin unggul saya,” katanya.


Meski masih dalam tahap pengembangan, R80 sudah mendapat pembeli. NAM Air, anak usaha Sriwijaya Air, sudah memesan 100 unit R80. “Kami berkomitmen membeli R-80 untuk memajukan industri dirgantara dan produk nasional,” tutur Chandra Lie, Presiden Direktur Sriwijaya Air.


R80, kata Chandra, tepat menjadi pesawat untuk rute-rute perintis. “Saya yakin produk ini bisa merajut negara kepulauan ini menjadi satu. Kami ingin mempunyai feeder pesawat kecil," ucapnya.Next


(DES/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!