Kenaikan laba tersebut ditopang oleh penjualan perseroan yang meningkat 12,4% menjadi Rp 40,02 triliun di September 2013 dari Rp 35,59 triliun di September 2012.
"Ketersediaan produk yang semakin luas di pasar dan kegiatan promosi untuk merek yang sudah ada maupun yang baru secara efektif berhasil meningkatan total volume penjualan perseroan sebesar 5% menjadi 52,8 miliar batang," demikian keterangan Gudang Garam seperti dikutip detikFinance dari keterbukaan informasi, Rabu (30/10/2013).
Sementara total volume penjualan industri rokok kretek hanya tumbuh sebesar 1,7% dibandingkan periode yang sama.
Dalam laporan tersebut, GGRM mencatat beban yang terus meningkat namun tetap dikelola dengan baik. Cukai dan PPN rokok yang dibayarkan Perseroan, yang merupakan 70% dari beban pokok penjualan, meningkat 14% menjadi Rp 22,4 triliun sedangkan beban bahan baku meningkat 16% menjadi Rp 8,5 triliun.
Harga cengkeh sudah mengalami penurunan dari puncaknya sekitar Rp 200.000 per kilogram ketika terjadinya kelangkaan cengkeh pada tahun 2011 dan 2012.
GGRM terus melakukan investasi pada penambahan mesin dan peralatan baru untuk produksi rokok, kemasan dan percetakan serta peralatan logistik, dengan aset tetap dan aset lainnya pada akhir kuartal meningkat 44 % menjadi Rp 15,1 triliun.
Pinjaman jangka pendek naik sebesar 42,5% menjadi Rp 13,5 triliun, untuk mendanai peningkatan persediaan dan aset tetap, termasuk mesin, peralatan dan properti.
Tingkat pinjaman perseroan terhadap ekuitas tetap berada dalam batasan yang konservatif yang didukung oleh neraca dan likuiditas yang kuat. Jaringan distribusi perseroan terus berkembang, sementara gedung kantor baru di Jakarta dalam tahap penyelesaian.
(dru/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!