First Asia Capital: Aksi Jual Berpeluang Terjadi di Awal Bulan

Jakarta -Perdagangan saham akhir Oktober didominasi aksi jual pelaku pasar terutama terhadap saham-saham yang sensitif dengan interest rate seperti perbankan, properti, dan barang konsumsi. IHSG sempat drop 91 poin sebelum ditutup di support di 4510,631 atau terkoreksi 64,247 poin (1,4%). Sedangkan saham sektoral yang relatif kuat terhadap gejolak pasar adalah tambang logam dan infrastruktur. Tekanan jual terutama dipicu kekhawatiran atas eskalasi demonstrasi buruh menuntut kenaikan UMP di sejumlah kawasan industri.

Sedangkan dari sentimen kawasan, indeks saham bursa Asia juga cenderung ditutup di teritori negatif menyusul spekulasi The Fed kemumgkinan akan mengurangi program stimulusnya akhir tahun ini. Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin kembali melemah 0,9% di Rp.11274 dari posisi kemarin di Rp.11175. Namun IHSG sepanjang Oktober menunjukkan penguatan 3,6% pasca dilanjutkannya program stimulus The Fed (QE3) dan sejumlah sentimen positif individual terkait pencapaian laba 3Q13.


Sementara tadi malam Wall Street kembali terkoreksi akibat aksi profit taking lanjutan. Indeks DJIA dan S&P ditutup terkoreksi masing-masing 0,47% dan 0,38%. Namun selama Oktober indeks DJIA dan S&P menguat masing-masing 2,75% dan 4,46%.


Pada perdagangan awal November ini aksi jual diperkirakan masih berpeluang terjadi. Pelaku pasar akan kembali fokus pada persoalan makro ekonomi seiring dengan mulai berakhirnya musim rilis laba 3Q13 emiten sektoral. Data inflasi dan pertumbuhan ekonomi 3Q13 yang diperkirakan melambat sebesar 5,6% akan mendorong pelaku pasar mengurangi aset beresiko. IHSG akan bergerak dengan support di 4450 dan resisten 4550 cenderung melemah.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!