MS Hidayat dan Dahlan Lapor ke SBY Soal Nasib Inalum

Jakarta -Siang tadi Menteri Perindustrian MS Hidayat dan Menteri BUMN Dahlan Iskan melapor ke Presiden SBY soal perkembangan terbaru pengambilalihan PT Idonesia Asahan Alumunium (Inalum). Intinya pihak pemerintah Indonesia dan konsorsium Nippon Asahan Aluminium (NAA) sudah menyepakati nilai buku Inalum sebesar US$ 558 juta namun dengan catatan dari pihak Indonesia.

MS Hidayat mengatakan, meski sudah ada kesepakatan soal nilai buku, namun pihak pemerintah Indonesia mengambil sikap angka tersebut hanya sementara dan harus diaudit kembali. Sedangkan pihak Jepang menganggap nilai buku US$ 558 juta merupakan angka final.


"Tadi disepakati melalui aset transfer dan disepakati besaran US$ 558 juta. Pihak NAA US$ 558 juta. Indonesia minta diaudit sementara. Dan belum ada kesepakatan hal tersebut," kata Hidayat di Istana Negara, Jakarta, Jumat (1/11/2013).


Hidayat menjelaskan, aset transfer dilakukan misalnya untuk pembayaran nilai buku PLTA Inalum, kemudian berlanjut untuk pembayaran pabrik smelternya dan lainnya. Menurut Hidayat masalah tersebut sudah diatur dalam master agreement.


"Per 1 November semua aset sudah kembali ke Indonesia, jadi Menteri BUMN sekarang sudah punya aset baru," katanya.


Hidayat juga mengatakan, pihak NAA menegaskan mengakhiri perundingan dengan Indonesia. Sehingga soal masalah yang belum menemui titik temu, kedua pihak sepakat akan menyelesaikannya di sidang arbitrase internasional


"Menyangkut perundingan yang masih berlangsung tapi kemarin sore pihak NAA minta tidak ada perpanjangan, kita sepakat diselesaikan melalui aset transfer dan arbitrase," jelas Hidayat.Next


(hen/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!