Omzet Stagnan, Laba Astra Menipis 8% ke Rp 13,5 Triliun

Jakarta -PT Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan laba bersih 8% di akhir September 2013 ke Rp 13,5 triliun, dari sebelumnya Rp 14,7 triliun. Sementara omzet perseroan stagnan.

Omzet alias pendapatan perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar itu tercatat sebesar Rp 141,8 triliun di triwulan III-2013, turun tipis 1% alias stagnan dibandingkan periode yang sama tahun 2012.


Laba bersih per saham pun ikut turun sebesar 8% menjadi Rp 333 per saham. Nilai bersih aset Astra Rp 1.913 per saham pada 30 September 2013, mengalami peningkatan sebesar 9% dibandingkan periode akhir tahun 2012 sebesar Rp 1.759.


“Meskipun volume penjualan otomotif dalam kondisi baik, pendapatan perseroan masih dipengaruhi oleh ketatnya kompetisi pada pasar mobil, kenaikan biaya tenaga kerja, serta menurunnya harga komoditas. Kami perkirakan kondisi bisnis hingga akhir tahun 2013 ini tidak terlalu banyak berubah,” ungkap Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dalam siaran pers, Kamis (31/10/2013).


Kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu Divisi Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik, serta Teknologi Informasi.


Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 5% menjadi Rp 6,9 triliun, terdiri dari Rp 3,2 triliun yang berasal dari Perseroan dan anak-anak perusahaan, serta Rp 3,7 triliun dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif.


Sepanjang sembilan bulan pertama di 2013, permintaan kendaraan bermotor tetap tinggi, namun peningkatan persaingan akibat meningkatnya kapasitas produksi domestik serta tingginya biaya tenaga kerja telah menyebabkan penurunan kontribusi laba bersih dari segmen otomotif. Next


(ang/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!