First Asia Capital: Tekanan Jual Mulai Terbatas

Jakarta -Pasar saham terus mengalami tekanan jual pasca keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan tingkat bunga acuannya 25 bp menjadi 7,5% pekan ini. IHSG kemarin kembali ditutup di teritori negatif terkoreksi 78,749 poin atau 1,8% di 4301,891. Nilai tukar rupiah atas dolar AS juga melemah menembus Rp.11600 kemarin. Pelemahan nilai tukar rupiah dan IHSG juga turut dipicu angka defisit transaksi berjalan yang relatif masih besar mencapai USD8,4 miliar (3,8% PDB) pada kuartal tiga 2013 meskipun angka tersebut lebih rendah dibandingkan kuartal II 2013 yang mencapai USD9,9 miliar (4,4% PDB).

Hal ini kemudian membuat Necara Pembayaran Indonesia (NPI) periode 3Q13 masih mengalami defisit USD2,6 miliar, tidak banyak berubah dibandingkan kuartal sebelumnya. Koreksi lanjutan IHSG kemarin diperburuk dengan sentimen kawasan Asia dimana indeks saham umumnya ditutup di teritori negatif. Asing terus menarik dananya dari pasar saham, tercermin dari nilai penjualan bersi asing mencapai Rp.554 miliar kemarin. Kuatnya isu pengurangan stimulus The Fed (QE3) mulai Desember ini membuat arus dana keluar cenderung meningkat.


Sementara Wall Street tadi malam masih melanjutkan tren penguatannya. Indeks DJIA dan S&P masing-masing menguat 0,45% dan 0,81% ditutup di 15821,63 dan 1782,50. Penguatan terutama dipicu sejumlah pencapaian laba emiten yang diatas ekspektasi.


Pada perdagangan hari ini tekanan jual diperkirakan mulai terbatas dan IHSG secara technical berpeluang rebound. IHSG akan bergerak dengan support di 4270 dan resisten di 4370.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!