Dahlan Iskan: Kekalahan Kebaikan oleh Fitnah

Jakarta -Saya punya kebiasaan yang mungkin bisa membahayakan diri saya sendiri: selalu meneruskan (forward) SMS, BBM, atau email kepada direksi BUMN yang terkait. SMS, BBM atau email itu datang dari berbagai kalangan, perorangan atau lembaga.

Tentu banyak sekali SMS, BBM, atau email yang saya terima setiap hari. Ada yang menghujat, ada yang memuji, ada juga yang memberi saran. Misalnya saya baru saja mengemukakan sebuah ide, tidak lama kemudian masuklah berbagai tanggapan, masukan, dan kritik.


Ide membeli peternakan di Australia, misalnya, termasuk yang banyak mendapat tanggapan. Bahkan banyak juga email yang menawarkan kerja sama. Email seperti itu langsung saya forward ke direksi yang terkait. Ada yang saya beri komentar, ada juga yang tidak. Akan diapakan masukan-masukan itu terserah direksi yang bersangkutan.


Demikian juga ketika saya minta Pertamina meningkatkan produksi minyak. Saya sebagai menteri BUMN malu kalau produksi minyak Pertamina tidak bisa meningkat. Bukan hanya malu. Tapi juga prihatin. Impor minyak kita terlalu besar.


Salah satu yang saya dorong adalah ditingkatkannya produksi minyak dari sumur-sumur tua milik Pertamina. Lantas masuklah ide dari berbagai kalangan. Semua saya forward ke direksi Pertamina. Atau saya print untuk diserahkan ke direksi Pertamina.


Tentu sepenuhnya terserah direksi. Apakah masukan itu akan diperhatikan, ditanggapi, atau diabaikan. Direksi BUMN memiliki aturan sendiri.


Rupanya dalam hal ini ada yang ditanggapi oleh direksi Pertamina. Lalu Pertamina melakukan proses tertentu sesuai dengan prosedur internal mereka. Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!