Di Dalam Negeri Rp 200 Juta, Tuna RI Bisa Laku Rp 1 Miliar di Jepang

Jakarta -Harga ikan tuna terutama tuna jenis sirip biru (bluefin) di pasar internasional seperti di Jepang bisa mencapai lebih dari Rp 1 miliar/ton atau US$ 100.000/ton. Akan tetapi di dalam negeri, harga ikan tuna dipatok Rp 200 juta/ton atau US$ 20.000/ton.

Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Gellwynn Yusuf menjelaskan, tingginya harga ikan tuna di Jepang disebabkan permintaan terhadap pasokan ikan tuna cukup tinggi. Sehingga harga ikan tuna bergerak naik.


"Harga ikan tuna di pasar internasional utamanya di Jepang berkisar sampai US$ 40.000 per ton. Namun pada saat permintaan tinggi harga terus meningkat bisa mencapai US$ 100.000/ton. Bahkan bisa mencapai rekor hingga lebih dari US$ 100.000 per ton. Sedangkan harga ikan tuna di dalam negeri hanya berkisar US$ 20.000-30.000 per ton," kata Gellwynn kepada detikFinance, Kamis (9/04/2014).


Harga ikan tuna yang jauh lebih mahal di negara luar menyebabkan hampir sebagian besar produksi ikan tuna Indonesia diekspor ke negara lain. Hal ini diakui oleh Wakil Ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto.


"Kita ikuti tren harga ikan tuna internasional. Kalau bagi pengusaha logikanya lebih baik kita jual di luar, dibandingkan di dalam negeri dengan memperhatikan segi kualtas ikan tuna itu sendiri," katanya.


Menurut data KKP, tangkapan ikan tuna Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Setiap tahun Indonesia memproduksi atau menangkap ikan tuna hingga 613.000 ton atau 11% dari potensi produksi ikan tuna dunia.


Namun sayangnya, produksi yang besar tidak diimbangi oleh konsumsi dan permintaan di dalam negeri. Sebanyak 70% produksi ikan tuna Indonesia justru diekspor ke Thailand, Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.


"Dari total produksi, ekspornya 70%, sisanya diserap di pasar dalam negeri. Paling besar pasar ekspor tuna kita adalah Amerika dan Jepang," jelas Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!