"Thailand jadi negara eksportir tuna terbesar di dunia. Di bawahnya ada Indonesia," ungkap Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung saat ditemui detikFinance di ruang kerjanya di Kantor KKP Kawasan Gambir Jakarta, Selasa lalu (8/4/2014).
Produksi ikan tuna Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, Saut memperkirakan jumlah produksi ikan tuna Thailand mencapai 800.000 ton per tahun, sedangkan Indonesia hanya 600.000 ton per tahun.
Salah satu alasannya adalah karena area penangkapan ikan tuna Thailand lebih besar dibandingkan Indonesia. Thailand juga mengimpor ikan tuna dari Indonesia dan tidak ragu melakukan kerjasama penangkapan ikan dengan negara lain seperti dengan negara-negara Afrika. Namun Saut mengungkapkan, banyak juga ikan tuna Thailand didapat secara ilegal dari perairan Indonesia.
"Banyak penyelundupan dari tangkapan ikan Thailand termasuk dari Indonesia. Tetapi saya pikir kapal mereka ada di mana-mana. Thailand jarak jauh menangkap ikan tuna di negara luar. Thailand juga buat perjanjian dengan negara-negara Afrika menangkap ikan tuna di perairan mereka," imbuhnya.
Sedangkan faktor lainnya yaitu industrialisasi ikan tuna kaleng di Thailand berkembang cukup pesat. Setiap tahun, Thailand memproduksi 55 juta karton ikan tuna kaleng sementara Indonesia hanya memproduksi 8,2 juta karton ikan tuna kaleng.
"Industri pengalengan ikan di Thailand lebih maju dan lebih besar kapasitasnya dari kita. Bahkan 4 perusahaan industri ikan tuna kaleng Thailand bisa menguasai harga tuna dunia. Jadi bukan Jepang tetapi Thailand," jelasnya.
(wij/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
