Harga Masih Anjlok, Pengusaha Rugi Produksi Batu Bara

Jakarta -Pengusaha batu bara pernah menikmati harga batu bara yang cukup tinggi mencapai US$ 150 per ton, saat itu banyak orang berbondong-bondong berinvestasi di tambang batu bara. Namun saat ini situasinya berbanding terbalik, harga batu bara terus turun membuat banyak perusahaan batu bara tutup.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar mengatakan, harga batubara terendah saat ini mencapai US$ 19 per ton, sementara biaya produksinya mencapai US$ 25 per ton, tentunya hal ini membuat pengusaha rugi jika memproduksi batu bara sementara harga jualnya masih rendah


"Kalau US$ 25 itu produksi batu bara saat ini, sementara harganya jual US$ 19, maka banyak pengusaha kesulitan memproduksi batubara," kata Sukhyar di acara temu wartawan di Kantor Ditjen Minerba, Tebet, Jakarta, Jumat (11/4/2014).


Sukhyar mengatakan, padahal harga batubara di Indonesia pernah mencapai angka yang sangat tinggi, yaitu US$ 74 per ton, bahkan pernah mencapai US$ 150 per ton. Namun harga tersebut tidak berlangsung lama, karena kini harganya sudah kembali turun.


"Harga batu bara sekarang tidak baik. Paling rendah US$ 19, paling tinggi US$ 74. Kita pernah merasakan yang paling bagus itu 150 dolar," jelas dia.


Kementerian ESDM mencatat, produksi batu bara hingga 10 April 2014 mencapai 110 juta ton. Sementara pemerintah menargetkan produksi batu bara tahun ini mencapai 421 juta ton atau minimal mencapai 397 juta ton.


"Sedangkan untuk ekspor batu bara kita saat ini sudah mencapai 81 juta ton," tutup Sukhyar.


(zul/rrd)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!