Bank Dunia: 40 Juta Orang Desa di Indonesia Tak Punya Jamban

Jakarta -Bank Dunia mencatat sebanyak 57 juta orang di Indonesia tidak mendapat akses sanitasi dasar yang layak, yaitu jamban atau sarana pembuangan limbah manusia. Sebanyak 40 juta orang di antaranya berada di wilayah pedesaan.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves mengatakan ini merupakan tantangan besar bagi Indonesia. Sebab populasi yang tidak mendapatkan sanitasi tersebut adalah setengah dari total masyarakat pedesaan.


"Setengah dari populasi masyarakat pedesaan tidak memiliki akses sanitasi layak, dan dari 57 juta orang yang melakukan buang air besar sembarangan (BABS), 40 juta di antaranya tinggal di perdesaan," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Minggu (13/4/2014).


Menurutnya, pemerintah harus melakukan upaya pembangunan dalam meningkatkam sanitasi seperti proyek air bersih. Bank Dunia pun sebelumnya telah mendorong pemerintah kabupaten/kota.


“Pendekatan ini memperkuat lembaga-lembaga pemerintah daerah dan menggalang kerjasama antar para pemangku kepentingan untuk mewujudkan perubahan perilaku sanitasi dan peningkatan pasokan produk-produk sanitasi melalui penguatan pasar. Pendekatan berbasis kabupaten/kota seperti ini akan membantu Indonesia mencapai target cakupan sanitasi 100%,” jelasnya.


Secara global, diperkirakan 2,5 miliar orang di dunia tidak mendapatkan akses tersebut. Ini termasuk 1 miliar orang yang melakukan BAB di sungai dan ladang. Sehingga menyebarkan virus dan kuman dari tinja melalui makanan, air, dan pakaian. Keberjangkitan diare yang diakibatkan oleh hal tersebut menyebabkan kematian ribuan anak setiap harinya, dan dampak-dampak negatif lain. Seperti terhambatnya pertumbuhan anak.


Dampak-dampak ekonomi dari kematian, penyakit, dan kerugian industri dan lingkungan tidak kalah besarnya. Dan walaupun hampir 1,9 miliar penduduk dunia telah mendapatkan akses jamban layak sejak tahun 1990, sanitasi pada tingkat global tetap menjadi salah satu target Tujuan Pembangunan Milenium yang tidak tercapai sesuai harapan.


Ini telah menjadi pembicaraan antara Presiden Kelompok Bank Dunia Jim Yong Kim dengan para menteri keuangan dari berbagai negara di Pertemuan Musim Semi Kelompok Bank Dunia-IMF. Harus ada tindakan segera dalam penyediaan akses layanan sanitasi dasar untuk masyarakat, sebagai salah satu langkah untuk memerangi kemiskinan.


Selama tujuh tahun terakhir, Kelompok Bank Dunia telah menyalurkan lebih dari US$ 3 miliar per tahun untuk layanan air bersih dan sanitasi, dan merupakan lembaga penyandang dana multilateral terbesar untuk air dan sanitasi.


(mkl/zul)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!