Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan SBR001 mulai ditawarkan sejak 22 Mei. "Nilai minumum pemesanan per unitnya Rp 5 juta dan kelipatannya. Maksimum pemesanan Rp 5 miliar," katanya saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (26/5/2014).
SBR001 adalah obligasi ritel yang tidak dapat dicairkan sewaktu-waktu, atau harus dipegang sampai jatuh tempo. Tenor obligasi ini adalah 2 tahun, jatuh tempo pada 20 Mei 2016.
Robert mengatakan, hingga masa penjatahan berakhir memang penawaran yang masuk masih di bawah target pemerintah. "Kenapa tidak tercapai, kami belum melakukan evaluasi. Tapi in general, kami cukup happy. Tentu tidak dapat diperdagangkan menjadi satu faktor, tapi bunganya yang floating ini kan cukup menarik," papar Robert.
Dikatakan Robert, SBR001 memiliki kupon mengambang atau floating rate dengan tingkat minimal 8,75%. "Pembayaran kupon tanggal 20 setiap bulan, pertama pada 20 Juni 2014," tambahnya.
SBR001 berhasil menjangkau 9.944 pemesan di 34 provinsi di Indonesia. Pemesan terbesar di kisaran Rp 5-10 juta (60,5%). Rata-rata volume pembelian per pemesan adalah Rp 240 juta.
"Investor baru untuk SBR001 berjumlah 6.412. Terdapat 320 investor loyal yang melakukan pembelian obligasi ritel ORI008 sampai dengan SBR0001," kata Robert.
(zul/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
